RENCANA PERPISAHAN KELAS VI SD NEGERI 01 BOTOSARI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
- Pembukaan
- Sambutan Kepala Sekolah
- Sambutan Ketua komite
- Kesan pesan siswa kelas VI
- Kesan pesan siswa kelas V buat kakak kelas
- Pentas seni
- Pembacaan puisi oleh siswa
- Pentas seni
- Pementasan drama Ande-ande Lumut
- Pentas seni
- Pembacaan puisi oleh guru
- Pentas seni
- Menyanyi bersama (siswa dan guru)
- penutup
Ini Cerita tentang Kami
Kami
datang ke sekolah ini
Duduk
di bangku kelas I
Kami
masih lugu
Kami
masih malu-malu
Kami
masih cengeng
Dan
kami belum tahu apa-apa
Berangkat
sekolahpun kami masih diantar orang tua
Bahkan
ada di antara kami yang minta ditemeni
Ada
kalanya kami menangis di kelas
Karena
tak bisa mengerjakan tugas yang bapak ibu guru berikan
Tapi
dengan sabar bapak dan ibu membimbing kami
Menulis
Berhitung
Membaca
Memberikan
semangat kepada kami untuk terus mencoba dan tak berputus asa
Tahun
demi tahun kami belajar bersama sama di sekolah ini
Gak
terasa kini genap 6 tahun dan kami harus
Meninggalkan
adik kelas dan bapak ibu guru yang kami sayangi
Untuk
meraih cita-cita kami
Mengejar
mimpi kami
Terima
kasih pak, bu, untuk semua
Bimbingan,
Nasehat,
Dan
kesabaran bapak ibu dalam mengajari kami
Semoga
kami bisa menjadi generasi penerus bangsa
Menjadi
seperti apa yang bapak ibu harapkan
Sekali
lagi terima kasih pak, bu .....
naskah drama (Di kisahkan kembali sesuai dengan aslinya)
ANDE-ANDE LUMUT
Alkisah di suatu desa
nun jauh di sana, hiduplah mbok rondo dengan ketiga anaknya, kleting kuning,
kleting merah dan kleting biru. Ketiga anak mbok rondo cantik-cantik namun
sayang kedua anak mbok rondo kleting merah dan kleting biru galak dan malas,
mereka tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah dan selalu saja menyuruh
kleting kuning untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Namun kleting kuning
tidak pernah mengeluh dan menerima semua perlakuan kedua kakaknya dengan
ikhlas. Bagaimanakah kisah selanjutnya, mari kita saksikan di TKP!
Kleting
Merah : Si kuning kemana sih, jam segini kok belum buat
sarapan.
Kleting
Hijau : Iya, tuh anak kayanya dah mulai males,
gak tahu apa kita
sudah kelaparan.
Kleting
merah : Biar saja nanti aku kasih pelajaran biar kapok,
Kleting Hijau
sekarang kamu panggil si Kuning.
Kleting
Hijau : Baik Kak.
Kuniiiiiiiiggggggggggggggggg......
Kleting
kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting
kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting
kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting
Kuning : (tergopoh-gopoh dari belakang menghampiri kedua
kakaknya) A
........................................... pa kak!
A ...................
da ................. a ............. pa ............... kak!
Kleting
Hijau : Kamu tuli ya tidak mendengar teriakanku
(sambil menarik
telinga kleting kuning)
Kleting
kuning : (meringis kesakitan sambil memegangi telinganya)
Ampun kak. Aku sedang
mengepel lantai di belakang.
Kleting
merah : Alasan !!!!!
mana sarapan buat kami, kami sudah lapar tau.
Kleting
kuning : Maaf kak, aku belum membuat sarapan
Kleting
hijau : Apa!!!!!! Keterlaluan, cacing-cacing diperut kami sudah
menari dari tadi, dah sana buatkan sarapan
buat kami
Kleting
merah : Gak pakai
lama, cepetaaaaaaaaaaaaaannnn
Kleting
kuning : Baik kak.
(berlari menuju
belakang untuk membuatkan sarapan kedua kakaknya)
Mbok rondo baru saja
pulang dari pasar, membawa beberapa kantong plastik belanjaan, mbok rondo
berteriak memanggil semua anaknya.
Mbok
rondo : Kleting merah, kleting hijau,
kleting kuning,
Semua
kleting : Ya mbok
Mbok
rondo : Kleting merah, kleting hijau, tadi
dipasar simbok
mendengar ada
sayembara
Kleting
merah, kleting hijau : (bertanya serempak penasaran dengan sayembara yang
baru saja di katakan oleh ibunya) Sayembara
apa mbok?
Kleting
kuning : Iya mbok
sayembara apa?
Mbok
rondo :
Dah sana kamu angkat saja belanjaan ini ke dapur,
sayembara ini bukan
untuk kamu! (hardik nyai rindu pada kleting kuning). Mari sini kleting merah,
kleting hijau ibu ceritakan apa isi sayembara itu!
Mbok
rondo mengajak kedua anaknya ke pojok
agar kleting kuning tidak bisa mendengar pembicaraan mereka
Mbok
rondo :
tadi di pasar ada sayembara kalau saat ini ande-ande
lumut sedang mencari
seorang istri.
Kleting
merah : benarkah?
Aku harus ikut sayembara itu siapa tahu
ande-ande lumut akan
memilihku menjadi istrinya.
Kleting
hijau : aku juga
ingin mengikuti sayembara itu siapa tahu nanti
Justru aku yang terpilih
Mbok
rondo : iya kalian berdua
boleh mengikuti sayembara itu, siapapun
nanti yang terpilih kalian berdua tidak boleh
bertengkar. Dah sana kalian siapkan semuanya dengan sebaik-baiknya.
Kleting merah dan
kleting hijau bergegas masuk kedalam rumah untuk menyiapkan baju untuk
mengikuti sayembara itu. Sementara itu setelah selesai mengangkat belanjaaan
kleting kuningpun menghampiri Mbok rondo
Kleting
kuning : mbok, bolehkah aku
mengikuti sayembara itu seperti
kakak-kakak kleting
yang lain?
Nyai
rindu : OOOOOO gitu ya
...... ya dah gak papa. Sini kamu aku
dandani juga
(kemudian nyai rindu mengacak-acak rambut kleting kuning, kleting kuning hanya
diam saja menerima perlakuan Mbok rondo)
Mbok
rondo :
sekarang kamu cuci kuali di sungai, dan kerjakan
semua tugasmu.
Kleting
kuningpun meninggalkan Mbok rondo Mbok rondo
dan menuju dapur.
Mbok
rondo :
hahahahahahaaaaaaaaaa.........
mudah-mudahan yang diterima oleh ande-ande lumut adalah salah
satu anakku ... bukan kleting kuning. (Mbok rondo tertawa terbahak-bahak masuk
ke dalam rumah)
Kleting kuning setiap
hari bekerja membersihkan rumah dan pekerjan diladang, tanpa rasa lelah dan
tanpa keluh kesah walau diperlakukan kasar oleh Mbok rondo. Hanya dia dan Allah
saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap Allah akan memberikan
ganjaran yang lebih baik untuknya.
Kletig
kuning : Ya Allah
.... mengapa kamu beri aku cobaan seperti ini ...
semoga Engkau beri
kesabaran lebih padaku untuk menjalani semua ini.
Ketika
kleting kuning sedang menyirami tanaman tiba-tiba muncullah dihadapannya
seorang nenek
Nenek : hai
cantik, kenapa wajahmu bermuram durja,
ada apakah gerangan?
Kleting
kuning : siapa nenek ini?
Nenek : jangan
takut cucuku, katakanlah kenapa kamu bersedih
siapa tahu nenek bisa
membantu dan menghapus kesedihanmu itu?
Kleting
kuning : aku sedang sedih nek
karena simbokku tidak
memperbolehkanku mengikuti sayembara menjadi
istri ande-ande lumut.
Nenek : jangan
bersedih, nenek akan memberimu sebuah lidi ...
semoga lidi ini kelak
akan berguna bagimu. Ini namanya Kalimasodo. Terimalah ... gadis baik.
Kleting
kuning : iya .... terimakasih
nek.
Setelah memberikan
lidi tersebut si nenekpun meninggalkan kleting kuning yang sedang menyirami
tanaman. Setelah selesai melakukan pekerjaaannya kleting kuningpun menyusul
kedua kakaknya untuk mengikuti sayembara.
Sementara itu setelah
menempuh perjalanan yang panjang akhirnya sampai disebuah sungai yang airnya
deras, disitu hiduplah yuyu kangkang. Dia sang penguasa sungai itu.melihat
sungai yang banjir kleting merah dan kleting hijau kebingungan.
Kleting
hijau : wah .... sungainya
banjir ....
Kleting
merah : iya dik ... gimana kita
akan menyeberang ....
Kleting
hijau : sebentar-sebentar ....
lihat ... itu ada yuyu kangkang
Kleting
merah : wah ... iya ... kita
minta tolong yuyu kangkang saja yuk.
Kleting
hijau : iya kak
Kleting
merah : yuyu kangkang .... yuyu
kangkang
Yuyu
kangkang : hohohohhoooo ... godong
waru ko bolong-bolong ...
ono bocah ayu ko
moblong-moblong. Hahahaaaaa ..... ada apa bocah manis-manis ....
Kleting
merah : yuyu kangkang ... aku
minta tolong diseberangkan lewat
sungai ini
Yuyu
kangkang : Wah ... itu berat sekali,
bahaya sungainya sedang banjir ...
aku minta imbalan
Kleting
hijau : imbalan apa tho ...
uang? Wah kamu itu mata duitan ....
Kleting
merah : iya nih ... yuyu
kangkang mata duitan!
Yuyu
kangkang : tidak ... duit mah aku
tidak doyan ... hahahaaaaa ...
Kleting-kleting : pretttttttttttttt
Yuyu
kangkang : imbalannya adalah
menggandeng tanganmu,
bagaimana mau apa
tidak?
Kleting
merah : ya udah kalau gto
Akhirnya yuyu
kangkang menyeberangkan kleting merah dan kleting hijau secara bergantian, tak
lupa yuyu kangkang menggandeng tangan kedua kleting tersebut.
Yuyu
kangkang : wah ... senangnya aku
bisa menggandeng tangan gadis-gadis
cantik itu, hahahaaa ...... selamat jalan
cantik ..... hati-hati di jalan ya .....
Tak lama kemudian
datanglah kleting kuning, kleting kuning kebingungan melihat sungai yang sedang
banjir.
Kleting
kuning : wah ... kok banjir tho
... bagaimana caraku menyeberang?
Itu ada yuyu kangkang, coba aku tak minta
tolong padanya. Yuyu kangkang .... yuyu kangkang ... tolong seberangkan saya
lewat sungai ini ....
Yuyu
kangkang : sory ya .... baumu tidak
enak ... wajahmu juga jelek ...
Kleting
kuning : nanti aku kasih uang ...
Yuyu
kangkang : tidak mau .... sudah sana
pergi jangan disini, dasar gadis jelek!
Kleting
kuning : alah .... kamu kok jahat
tho yuyu kangkang!
Ya udah jika itu
maumu ... aku akan buat sungai ini menjadi kering.
Kleting
kuning mengeluarkan lidinya dan memukulkan lidinya ke sungai. Tiba-tiba sungai
itu kering, yuyu kangkang kesakitan dan pergi menjauh. Kemudian kleting kuning
bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok rondo dadapan, rumah si
ande-ande lumut
Yuyu
kangkang : aduh sakit ....
sakitttttt .......
(sambil berlari
meninggalkan kleting kuning)
Disebuah desa bernama
Dadapan, mbok rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah si ande-ande lumut
sedang mengaji di surau, menunggu belahan hatinya yang di janjikan tuhan
untuknya. Kemudian datanglah rombongan gadis-gadis cantik. Kleting merah dan
kleting hijau.
Kleting-kleting : Assalamu’alaikum ....
Mbok
rondo dadapan : Wa’alaikumsalam
.... siapa ya?
Kleting
merah : saya mbok
... kleting merah
Kleting
hijau : saya
kleting hijau mbok
Mbok
rondo dadapan : wah gadis-gadis
cantik ... mau apa ya?
Kleting-kleting : kami mau melamar
ande-ande lumut mbok
Mbok
rondo dadapan : oh ... mau
melamar ande-ande lumut ... sebentar ya ...
saya panggilkan
(kemudian mbok rondo menyanyikan lagu untuk memanggil ande-ande lumut)
Putraku si ande-ande
lumut, temuruno ono putri kang ngunggah ungahi ... putrine ngger sing ayu
rupane ... kleting abang iku kang dadi asmane ...
Ande-ande
lumut : Duh ibu ... kulo
mboten purun ... duh ibu ... kulo mboten
mudun ... najan ayu putri niko sisane si yuyu
kangkang
Mbok
rondo dadapan : wah ... ora gelem
nduk
Kleting
hijau : coba saya
mbok
Mbok
rondo dadapan : Putraku si
ande-ande lumut, temuruno ono putri kang
ngunggah ungahi ... putrine ngger sing ayu
rupane ... kleting ijo iku kang dadi asmane ...
Ande-ande
lumut : Duh ibu ... kulo
mboten purun ... duh ibu ... kulo mboten
mudun ... najan ayu putri niko sisane si yuyu
kangkang
Mbok
rondo dadapan : wah ... ora gelem
kabeh nduk
Tak lama kemudian,
datanglah kleting kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak enak,
wajahnya coreng moreng karena debu.
Kleting
kuning :
assalamu’alaikum ...
Mbok
rondo dadapan : wa’alaikumsalam
... sopo iku ya ...
Kleting
kuning : saya kleting
kuning mbok... ingin melamar ande-ande lumut
Mbok
rondo dadapan : apa ... mau
melamar ande-ande lumut anakku?
Gak salah tho
Kleting
kuning : di coba dulu
mbok
Mbok
rondo dadapan : ya ... tunggu
saya panggilkan dulu.
Putraku si ande-ande
lumut, temuruno ono putri kang ngunggah ungahi ... putrine ngger sing elek
rupane ... kleting kuning iku kang dadi asmane ...
Ande-ande
lumut : Duh ibu ... kulo
inggih purun ... dalem putro inggih bade
mudun, najan olo
meniko kang putro ... suwun ...
Mbok
rondo dadapan : lho ... apa tidak
salah tho ande-ande lumut
Ande-ande
lumut : tidak ibu ... ini
adalah pilihan saya ...
Semua
kleting kelihatan kaget mendengar perkataan ande-ande lumut dan berbisik satu
sama
lain.
Mbok
rondo dadapan : jika itu
pilihanmu, ya ibu manut saja
Ande-ande
lumut : ibu ... saya akan
mengatakan suati hal
Mbok
rondo dadapan : apa itu nak?
Ande-ande
lumut : sebelumnya saya
minta maaf karena tidak jujur dari awal
kepada ibu, perlu ibu
ketahui saya sebenarnya adalah seorang pangeran yang sedang mengembara, untuk
mencari pengalaman hidup
Mbok
rondo dadapan : (terkejut
mendengar penjelasan ande-ande lumut)
apa ... pangeran
....???????
Kleting-kleting : What ....?????? pangeran
... ????? oh no ....!!!!!!!
(kleting-kleting
pingsan mendengar penjelasan ande-ande lumut)
Akhirnya, kleting
kuning menjadi istri ande-ande lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah
menjadi putri yang cantik, sesungguhnya dia adalah putri sekartaji, dan
ande-ande lumut, kini menjadi raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan
kleting kuning, hidup bahagia selamanya.
Para pemain :
1.
Pembaca
narasi : Mila (Kelas V)
2.
Ande-ande
lumut : Tinan (Kelas V)
3.
Kleting
kuning : Nadia (Kelas VI)
4.
Kleting
merah : Yona (Kelas
VI)
5.
Kleting
hijau : Fani (Kelas VI)
6.
Mbok
rondo kleting : Tia (Kelas VI)
7.
Mbok
rondo dadapan : Asti (Kelas IV)
8.
Nenek
sakti : Umu (Kelas VI)
9.
Yuyu
kangkang : Fiar (Kelas
VI)