Minggu, 27 Mei 2012

RENCANA PERPISAHAN KELAS VI SD NEGERI 01 BOTOSARI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012

  1. Pembukaan
  2. Sambutan Kepala Sekolah
  3. Sambutan Ketua komite
  4. Kesan pesan siswa kelas VI
  5. Kesan pesan siswa kelas V buat kakak kelas
  6. Pentas seni
  7. Pembacaan puisi oleh siswa
  8. Pentas seni
  9. Pementasan drama Ande-ande Lumut
  10. Pentas seni
  11. Pembacaan puisi oleh guru
  12. Pentas seni
  13. Menyanyi bersama (siswa dan guru)
  14. penutup
teks puisi di cipta oleh "Enawati Dasa Saputri"

Ini Cerita tentang Kami

 Kami datang ke sekolah ini
Duduk di bangku kelas I
Kami masih lugu
Kami masih malu-malu
Kami masih cengeng
Dan kami belum tahu apa-apa
Berangkat sekolahpun kami masih diantar orang tua
Bahkan ada di antara kami yang minta ditemeni
Ada kalanya kami menangis di kelas
Karena tak bisa mengerjakan tugas yang bapak ibu guru berikan
Tapi dengan sabar bapak dan ibu membimbing kami
Menulis
Berhitung
Membaca
Memberikan semangat kepada kami untuk terus mencoba dan tak berputus asa
Tahun demi tahun kami belajar bersama sama di sekolah ini
Gak terasa kini genap 6 tahun dan kami harus
Meninggalkan adik kelas dan bapak ibu guru yang kami sayangi
Untuk meraih cita-cita kami
Mengejar mimpi kami
Terima kasih pak, bu, untuk semua
Bimbingan,
Nasehat,
Dan kesabaran bapak ibu dalam mengajari kami
Semoga kami bisa menjadi generasi penerus bangsa
Menjadi seperti apa yang bapak ibu harapkan
Sekali lagi terima kasih pak, bu .....

naskah drama (Di kisahkan kembali sesuai dengan aslinya)
ANDE-ANDE LUMUT


Alkisah di suatu desa nun jauh di sana, hiduplah mbok rondo dengan ketiga anaknya, kleting kuning, kleting merah dan kleting biru. Ketiga anak mbok rondo cantik-cantik namun sayang kedua anak mbok rondo kleting merah dan kleting biru galak dan malas, mereka tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah dan selalu saja menyuruh kleting kuning untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Namun kleting kuning tidak pernah mengeluh dan menerima semua perlakuan kedua kakaknya dengan ikhlas. Bagaimanakah kisah selanjutnya, mari kita saksikan di TKP!
Kleting Merah                       : Si kuning kemana sih, jam segini kok belum buat sarapan.
Kleting Hijau                         : Iya, tuh anak kayanya dah mulai males,
gak tahu apa kita sudah kelaparan.
Kleting merah                       : Biar saja nanti aku kasih pelajaran biar kapok,
Kleting Hijau sekarang kamu panggil si Kuning.
Kleting Hijau                         : Baik Kak.
Kuniiiiiiiiggggggggggggggggg......
Kleting kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting kuniiiiiiiinggggggggggggggggggg ........
Kleting Kuning                     : (tergopoh-gopoh dari belakang menghampiri kedua
 kakaknya) A ........................................... pa kak!
A ................... da ................. a ............. pa ............... kak!
Kleting Hijau                         : Kamu tuli ya tidak mendengar teriakanku
(sambil menarik telinga kleting kuning)
Kleting kuning                      : (meringis kesakitan sambil memegangi telinganya)
Ampun kak. Aku sedang mengepel lantai di belakang.
Kleting merah                       : Alasan !!!!! mana sarapan buat kami, kami sudah lapar tau.
Kleting kuning                      : Maaf kak, aku belum membuat sarapan
Kleting hijau                         : Apa!!!!!! Keterlaluan, cacing-cacing diperut kami sudah
 menari dari tadi, dah sana buatkan sarapan buat kami
Kleting merah                       : Gak pakai lama, cepetaaaaaaaaaaaaaannnn
Kleting kuning                      : Baik kak.
(berlari menuju belakang untuk membuatkan sarapan kedua kakaknya)
Mbok rondo baru saja pulang dari pasar, membawa beberapa kantong plastik belanjaan, mbok rondo berteriak memanggil semua anaknya.
Mbok rondo                           : Kleting merah, kleting hijau, kleting kuning,
Semua kleting                      : Ya mbok
Mbok rondo                           : Kleting merah, kleting hijau, tadi dipasar simbok
mendengar ada sayembara
Kleting merah, kleting hijau : (bertanya serempak penasaran dengan sayembara yang
 baru saja di katakan oleh ibunya) Sayembara apa mbok?
Kleting kuning                      : Iya mbok sayembara apa?
Mbok rondo                           : Dah sana kamu angkat saja belanjaan ini ke dapur,
sayembara ini bukan untuk kamu! (hardik nyai rindu pada kleting kuning). Mari sini kleting merah, kleting hijau ibu ceritakan apa isi sayembara itu!
Mbok rondo   mengajak kedua anaknya ke pojok agar kleting kuning tidak bisa mendengar pembicaraan mereka
Mbok rondo                           : tadi di pasar ada sayembara kalau saat ini ande-ande
lumut sedang mencari seorang istri.
Kleting merah                       : benarkah? Aku harus ikut sayembara itu siapa tahu
ande-ande lumut akan memilihku menjadi istrinya.
Kleting hijau                         : aku juga ingin mengikuti sayembara itu siapa tahu nanti
Justru  aku yang terpilih

Mbok rondo               : iya kalian berdua boleh mengikuti sayembara itu, siapapun
 nanti yang terpilih kalian berdua tidak boleh bertengkar. Dah sana kalian siapkan semuanya dengan sebaik-baiknya.
Kleting merah dan kleting hijau bergegas masuk kedalam rumah untuk menyiapkan baju untuk mengikuti sayembara itu. Sementara itu setelah selesai mengangkat belanjaaan kleting kuningpun menghampiri Mbok rondo          
Kleting kuning          : mbok, bolehkah aku mengikuti sayembara itu seperti
kakak-kakak kleting yang lain?
Nyai rindu                 : OOOOOO gitu ya ...... ya dah gak papa. Sini kamu aku
dandani juga (kemudian nyai rindu mengacak-acak rambut kleting kuning, kleting kuning hanya diam saja menerima perlakuan Mbok rondo)

Mbok rondo               : sekarang kamu cuci kuali di sungai, dan kerjakan
 semua tugasmu.
Kleting kuningpun meninggalkan Mbok rondo Mbok rondo   dan menuju dapur.
Mbok rondo               : hahahahahahaaaaaaaaaa.........
mudah-mudahan yang  diterima oleh ande-ande lumut adalah salah satu anakku ... bukan kleting kuning. (Mbok rondo tertawa terbahak-bahak masuk ke dalam rumah)
Kleting kuning setiap hari bekerja membersihkan rumah dan pekerjan diladang, tanpa rasa lelah dan tanpa keluh kesah walau diperlakukan kasar oleh Mbok rondo. Hanya dia dan Allah saja yang tahu betapa sedihnya dirinya. Dia berharap Allah akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Kletig kuning                        : Ya Allah .... mengapa kamu beri aku cobaan seperti ini ...
semoga Engkau beri kesabaran lebih padaku untuk menjalani semua ini.
Ketika kleting kuning sedang menyirami tanaman tiba-tiba muncullah dihadapannya seorang nenek
Nenek                                    : hai cantik, kenapa wajahmu bermuram durja,
ada apakah gerangan?
Kleting kuning          : siapa nenek ini?
Nenek                                    : jangan takut cucuku, katakanlah kenapa kamu bersedih
siapa tahu nenek bisa membantu dan menghapus kesedihanmu itu?
Kleting kuning          : aku sedang sedih nek karena simbokku tidak
 memperbolehkanku mengikuti sayembara menjadi istri ande-ande lumut.
Nenek                                    : jangan bersedih, nenek akan memberimu sebuah lidi ...
semoga lidi ini kelak akan berguna bagimu. Ini namanya Kalimasodo. Terimalah ... gadis baik.
Kleting kuning          : iya .... terimakasih nek.
Setelah memberikan lidi tersebut si nenekpun meninggalkan kleting kuning yang sedang menyirami tanaman. Setelah selesai melakukan pekerjaaannya kleting kuningpun menyusul kedua kakaknya untuk mengikuti sayembara.
Sementara itu setelah menempuh perjalanan yang panjang akhirnya sampai disebuah sungai yang airnya deras, disitu hiduplah yuyu kangkang. Dia sang penguasa sungai itu.melihat sungai yang banjir kleting merah dan kleting hijau kebingungan.
Kleting hijau             : wah .... sungainya banjir ....
Kleting merah           : iya dik ... gimana kita akan menyeberang ....
Kleting hijau             : sebentar-sebentar .... lihat ... itu ada yuyu kangkang
Kleting merah           : wah ... iya ... kita minta tolong yuyu kangkang saja yuk.
Kleting hijau             : iya kak
Kleting merah           : yuyu kangkang .... yuyu kangkang


Yuyu kangkang       : hohohohhoooo ... godong waru ko bolong-bolong ...
ono bocah ayu ko moblong-moblong. Hahahaaaaa ..... ada apa bocah manis-manis ....
Kleting merah           : yuyu kangkang ... aku minta tolong diseberangkan lewat
sungai ini
Yuyu kangkang       : Wah ... itu berat sekali, bahaya sungainya sedang banjir ...
aku minta imbalan
Kleting hijau             : imbalan apa tho ... uang? Wah kamu itu mata duitan ....
Kleting merah           : iya nih ... yuyu kangkang mata duitan!
Yuyu kangkang       : tidak ... duit mah aku tidak doyan ... hahahaaaaa ...
Kleting-kleting          : pretttttttttttttt
Yuyu kangkang       : imbalannya adalah menggandeng tanganmu,
bagaimana mau apa tidak?
Kleting merah           : ya udah kalau gto
Akhirnya yuyu kangkang menyeberangkan kleting merah dan kleting hijau secara bergantian, tak lupa yuyu kangkang menggandeng tangan kedua kleting tersebut.
Yuyu kangkang       : wah ... senangnya aku bisa menggandeng tangan gadis-gadis
 cantik itu, hahahaaa ...... selamat jalan cantik ..... hati-hati di jalan ya .....
Tak lama kemudian datanglah kleting kuning, kleting kuning kebingungan melihat sungai yang sedang banjir.
Kleting kuning          : wah ... kok banjir tho ... bagaimana caraku menyeberang?
 Itu ada yuyu kangkang, coba aku tak minta tolong padanya. Yuyu kangkang .... yuyu kangkang ... tolong seberangkan saya lewat sungai ini ....
Yuyu kangkang       : sory ya .... baumu tidak enak ... wajahmu juga jelek ...
Kleting kuning          : nanti aku kasih uang ...
Yuyu kangkang       : tidak mau .... sudah sana pergi jangan disini, dasar gadis jelek!
Kleting kuning          : alah .... kamu kok jahat tho yuyu kangkang!
Ya udah jika itu maumu ... aku akan buat sungai ini menjadi kering.
Kleting kuning mengeluarkan lidinya dan memukulkan lidinya ke sungai. Tiba-tiba sungai itu kering, yuyu kangkang kesakitan dan pergi menjauh. Kemudian kleting kuning bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok rondo dadapan, rumah si ande-ande lumut
Yuyu kangkang       : aduh sakit .... sakitttttt .......
(sambil berlari meninggalkan kleting kuning)
Disebuah desa bernama Dadapan, mbok rondo sedang menyapu rumah, dirumah itulah si ande-ande lumut sedang mengaji di surau, menunggu belahan hatinya yang di janjikan tuhan untuknya. Kemudian datanglah rombongan gadis-gadis cantik. Kleting merah dan kleting hijau.
Kleting-kleting                      : Assalamu’alaikum ....
Mbok rondo dadapan          : Wa’alaikumsalam .... siapa ya?
Kleting merah                       : saya mbok ... kleting merah
Kleting hijau                         : saya kleting hijau mbok
Mbok rondo dadapan          : wah gadis-gadis cantik ... mau apa ya?
Kleting-kleting                      : kami mau melamar ande-ande lumut mbok
Mbok rondo dadapan          : oh ... mau melamar ande-ande lumut ... sebentar ya ...
saya panggilkan (kemudian mbok rondo menyanyikan lagu untuk memanggil ande-ande lumut)
Putraku si ande-ande lumut, temuruno ono putri kang ngunggah ungahi ... putrine ngger sing ayu rupane ... kleting abang iku kang dadi asmane ...
Ande-ande lumut                 : Duh ibu ... kulo mboten purun ... duh ibu ... kulo mboten
 mudun ... najan ayu putri niko sisane si yuyu kangkang
Mbok rondo dadapan          : wah ... ora gelem nduk
Kleting hijau                         : coba saya mbok
Mbok rondo dadapan          : Putraku si ande-ande lumut, temuruno ono putri kang
 ngunggah ungahi ... putrine ngger sing ayu rupane ... kleting ijo iku kang dadi asmane ...
Ande-ande lumut                 : Duh ibu ... kulo mboten purun ... duh ibu ... kulo mboten
 mudun ... najan ayu putri niko sisane si yuyu kangkang
Mbok rondo dadapan          : wah ... ora gelem kabeh nduk
Tak lama kemudian, datanglah kleting kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak enak, wajahnya coreng moreng karena debu.
Kleting kuning                      : assalamu’alaikum ...
Mbok rondo dadapan          : wa’alaikumsalam ... sopo iku ya ...
Kleting kuning                      : saya kleting kuning mbok... ingin melamar ande-ande lumut
Mbok rondo dadapan          : apa ... mau melamar ande-ande lumut anakku?
Gak salah tho
Kleting kuning                      : di coba dulu mbok
Mbok rondo dadapan          : ya ... tunggu saya panggilkan dulu.
Putraku si ande-ande lumut, temuruno ono putri kang ngunggah ungahi ... putrine ngger sing elek rupane ... kleting kuning iku kang dadi asmane ...
Ande-ande lumut                 : Duh ibu ... kulo inggih purun ... dalem putro inggih bade
mudun, najan olo meniko kang putro ... suwun ...
Mbok rondo dadapan          : lho ... apa tidak salah tho ande-ande lumut
Ande-ande lumut                 : tidak ibu ... ini adalah pilihan saya ...
Semua kleting kelihatan kaget mendengar perkataan ande-ande lumut dan berbisik satu sama
lain.
Mbok rondo dadapan          : jika itu pilihanmu, ya ibu manut saja
Ande-ande lumut                 : ibu ... saya akan mengatakan suati hal
Mbok rondo dadapan          : apa itu nak?
Ande-ande lumut                 : sebelumnya saya minta maaf karena tidak jujur dari awal
kepada ibu, perlu ibu ketahui saya sebenarnya adalah seorang pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup
Mbok rondo dadapan          : (terkejut mendengar penjelasan ande-ande lumut)
apa ... pangeran ....???????
Kleting-kleting                      : What ....?????? pangeran ... ????? oh no ....!!!!!!!
(kleting-kleting pingsan mendengar penjelasan ande-ande lumut)
Akhirnya, kleting kuning menjadi istri ande-ande lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik, sesungguhnya dia adalah putri sekartaji, dan ande-ande lumut, kini menjadi raja mewarisi kerajaan ayahnya. Pangeran dan kleting kuning, hidup bahagia selamanya.


 Para pemain           :
1.         Pembaca narasi                     : Mila               (Kelas V)
2.         Ande-ande lumut                     : Tinan            (Kelas V)
3.         Kleting kuning                         : Nadia           (Kelas VI)
4.         Kleting merah                         : Yona            (Kelas VI)
5.         Kleting hijau                            : Fani              (Kelas VI)
6.         Mbok rondo kleting                : Tia                 (Kelas VI)
7.         Mbok rondo dadapan            : Asti               (Kelas IV)
8.         Nenek sakti                             : Umu             (Kelas VI)
9.         Yuyu kangkang                        : Fiar               (Kelas VI)