PENELITIAN TINDAKAN
SEKOLAH
UPAYA
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU
SD
NEGERI 02 BOTOSARI MELALUI
PEMBINAAN
RUTIN
OLEH
AHMAD ZAINUDIN, S. Pd.
19660801 199208 1 001
SD NEGERI 02 BOTOSARI
UPT PENDIDIKAN
PANINGGARAN
KABUPATEN PEKALONGAN
2010
HALAMAN PENGESAHAN
1.
Judul Penelitian :
“Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru SD Negeri 02
Botosari Melalui Pembinaan Rutin”
2.
Peneliti :
Nama : Ahmad Zainudin, S. Pd.
NIP : 19660801 199208 1 001
Pangkat/Golongan : Penata
Muda Tk. I / III D
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri 02 Botosari
Disetujui dan disahkan :
Tanggal : .................. 2010
Mengetahui,
Pembimbing Peneliti
FX. Sumarwan Ahmad Zainudin, S. Pd.
NIP NIP 19660801
199208 1 001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Penelitian Tindakan Sekolah
ini dengan baik dan lancar. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Kepala UPT Pendidikan
Paninggaran Kabupaten Pekalongan, bapak Mustofa,
S. Pd.
2.
Pengawas TK/SD, bapak
Taufik, S. Pd
3.
Bapak FX. Sumarwan,
yang telah membimbing penelitian ini,
4.
Rekan guru
SD Negeri 02
Botosari, atas kerjasamanya dan masukannya dalam penyempurnaan
penyusunan laporan penelitian
tindakan sekolah
ini.
Saran
dan kritik dari rekan guru dan pembaca
penelitian tindakan sekolah
ini senantiasa menjadi harapan peneliti.
Paninggaran, ...........................
2010
Peneliti
M O T T O
Imajinasi
bisa melihat apa yang mata tidak bisa lihat, bisa mendengar apa yang telinga
tidak bisa dengar, bisa merasakan apa yang hati tidak bisa rasakan (PETER NIVIO
Z.)
Jangan
biarkan kesedihan dan kepahitan menetesi
ragaku. Jangan tumpahkan airmata kesengsaraan ditanganku. Jangan lukiskan garis
kepedihan didahiku. Aku menyanyangimu ketika
aku hidup dan aku akan mencintaimu saat aku meninggal. (KAHLIL GIBRAN)
PERSEMBAHAN
Penelitian ini kupersembahkan
kepada:
1.
Bunda tercinta
2.
Putri kecilku
tersayang
3.
Teman-teman
seperjuangan
4.
Pembaca yang
budiman
ABSTRAK
Ahmad Zainudin, S.
Pd. 2010. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru SD Negeri 02 Botosari melalui
Pembinaan Rutin.
Kata Kunci: Kedisiplinan
guru, Pembinaan rutin.
Tujuan Penelitian
Tindakan Sekolah ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri
02 Botosari. Disiplin kerja yang
tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang
terus menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen
pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, bersikap positif,
dan terbuka. Upaya menanamkan disiplin pada dasarnya adalah menanamkan
nilai-nilai. Oleh karena itu, komunikasi terbuka dan pembinaan rutin adalah
kuncinya. Dalam hal ini transparansi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, termasuk di dalamnya sangsi dan hadiah apabila guru memerlukan
konsultasi terutama bila aturan-aturan dirasakan tidak memuaskan.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
...............................................................................
|
i
|
|
Halaman Pengesahan
....................................................................
|
ii
|
|
Kata Pengantar
..............................................................................
|
iii
|
|
Motto
..............................................................................................
|
iv
|
|
Persembahan .................................................................................
|
v
|
|
Abstrak
...........................................................................................
|
vi
|
|
Daftar Isi
.........................................................................................
|
vii
|
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
|
A
|
Latar Belakang
...................................................................
|
1
|
B
|
Langkah-Langkah Pemberian Pembinaan
........................
|
3
|
C
|
Identifikasi Masalah
...........................................................
|
4
|
D
|
Rumusan Masalah
.............................................................
|
5
|
E
|
Tujuan Penelitian
...............................................................
|
5
|
F
|
Manfaat Penelitian ............................................................
|
5
|
BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
|
A
|
Pengertian Disiplin
.............................................................
|
7
|
|
1.
Disiplin
Diri ..................................................................
|
8
|
|
2.
Disiplin
Kelompok .......................................................
|
9
|
B
|
Kemampuan Kepala Sekolah
............................................
|
16
|
C
|
Pembinaan Rutin
...............................................................
|
17
|
|
|
|
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
|
A
|
Obyek Tindakan
................................................................
|
21
|
B
|
Setting Lokasi dan Subyek Penelitian
...............................
|
21
|
C
|
Waktu Penelitian
................................................................
|
22
|
D
|
Metode Pengumpulan Data
...............................................
|
23
|
E
|
Prosedur Penelitian Tindakan
............................................
|
24
|
BAB IV HASIL PENELITIAN
|
|
|
A
|
Setting Lokasi ....................................................................
|
28
|
B
|
Uraian Penelitian secara Umum-Keseluruhan
..................
|
30
|
C
|
Penjelasan Persiklus
.........................................................
|
31
|
D
|
Proses Analisis Data
.........................................................
|
36
|
E
|
Pembahasan
.....................................................................
|
38
|
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
|
|
|
A
|
Simpulan
...........................................................................
|
40
|
B
|
Saran
.................................................................................
|
40
|
Daftar Pustaka
...............................................................................
|
41
|
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar
Nama Guru ........................................................
|
28
|
Tabel 2 Kategori
Kedisiplinan Guru Prasiklus .............................
|
31
|
Tabel 3 Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus I ................................
|
34
|
Tabel 4 Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus II ................................
|
35
|
Tabel 5 Kategori
Kedisiplinan Guru dari Prasiklus sampai Siklus II ..
|
37
|
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1
Kategori Kedisiplinan Guru Siklus I .............................
|
21
|
Diagram 2
Kategori Kedisiplinan Guru Siklus II .............................
|
36
|
Diagram 3
Kategori Kedisiplinan Guru Prasiklus sampai Siklus II .......
|
38
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Prosedur
Penelitian Tindakan ........................................ 24
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SD Negeri
02 Botosari adalah sebuah sekolah dasar yang ada dipegunungan, sepanjang mata
melihat terlihat deretan bukit. Sekolah dasar ini terletak ditengah
perkampungan, sehingga mudah dijangkau oleh peserta didik.
SD Negeri 02 Botosari memiliki lima ruang kelas dan
satu kantor, di sekolah dasar ini terdapat tujuh wiyata bakti yang terdiri dari 3 orang
perempuan dan 5 orang laki-laki, PNS empat
orang yang terdiri dari dua orang guru kelas, seorang guru PAI, dan seorang
guru olah raga.
Sekolah dasar ini
mempunyai 77 peserta didik dari kelas I sampai dengan kelas VI.
Sebagai kepala sekolah baru pada SD Negeri 02 Botosari
banyak hal yang harus dipelajari dan dibenahi. Termasuk diantaranya tentang
kedisiplinan guru yang ada di sekolah dasar ini. Hal ini karena dipengaruhi
oleh letak
sekolah yang berada paling timur kecamatan Paninggaran. Sekolah dasar ini
terletak di lereng bukit sehingga untuk menuju ke sekolah ini masih susah
karena jalannya yang terjal dan belum diaspal.
Disiplin kerja yang
tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang
terus menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimpin yang merupakan agen
pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil, bersikap positif,
dan terbuka.
Berdasarkan uraian
di atas, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan sekolah dengan judul
”Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Guru SD Negeri 02 Botosari Kecamatan
Paninggaran melalui Pembinaan Rutin”
B. Langkah-langkah
Pemberian Pembinaan
Langkah-langkah
pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri 02
Botosri adalah:
1.
pemberian contoh
langsung oleh Kepala Sekolah,
2.
pembinaan pada saat
upacara bendera setiap hari senin, bagi dewan guru yang tidak mengikuti upacara
diberi teguran dan sanksi,
3.
mengabsen kehadiran
dewan guru,
4.
mengadakan
supervisi setiap satu bulan sekali kepada seluruh dewan guru.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan informasi dan pengamatan
langsung di lapangan, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1.
kurangnya kesadaran
guru baik sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan,
2.
disiplin di tempat
kerja tidak hanya semata-mata patuh dan taat terhadap suatu yang kasat mata,
seperti penggunaan seragam kerja, datang
dan pulang sesuai jam kerja, tetapi juga patuh dan taat terhadap
sesuatu yang tidak kasat mata tetap melibatkan komitmen dalam diri guru,
3.
perlu adanya perhatian
dan peran serta kepala sekolah baik dengan memberikan contoh langsung maupun
pembinaan yang dilakukan secara rutin untuk menanamkan disiplin kerja.
4.
Kurangnya komitmen guru
untuk mentaati disiplin sekolah,
5.
Kurangnya contoh
langsung dari kepala sekolah selaku pimpinan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di
atas, maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan pada penelitian
masalah meningkatkan kedisiplinan melalui pembinaan rutin yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
apakah kedisiplinan
guru SD Negeri 02 Botosari dapat ditingkatkan melalui pembinaan rutin?
2.
bagaimana proses
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah,
meningkatkan kedisiplinan guru melalui pembinaan rutin.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian tindakan sekolah
ini mempunyai manfaat baik yang bersifat teoritis maupun manfaat praktis bagi, guru, sekolah, kepala sekolah dan pengawas.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian Disiplin
Hodges
(dalam Yuspratiwi, 1990) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai
sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang
telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja
adalah suatu sikap dan tingkah laku yang
menunjukkan ketaatan guru terhadap peraturan suatu instansi atau sekolah tempat
dia mengajar.
Ada
dua macam disiplin kerja yaitu disiplin diri (self-dicipline) dan disiplin
kelompok. Kedua disiplin tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;
1.
Disiplin diri
2.
Disiplin kelompok
Disiplin
kerja merupakan suatu sikap dan perilaku. Pembentukan perilaku jika dilihat
dari formula Kurt Lewin adalah interaksi antara faktor kepribadian dan faktor
lingkungan (situasional).
A.
Faktor kepribadian
Perubahan
sikap ke dalam perilaku terdapat 3 tingkatan menurut Kelman (Brigham,
1994).
1.
Disiplin karena
kepatuhan
2.
Disiplin karena
identifikasi
3.
Disiplin karena
internalisasi
B.
Faktor lingkungan
Disamping
itu juga, dengan disiplin kerja seorang guru akan selalu bekerja dalam
pola-pola yang konsisten. Ia akan melakukan tuganya secara baik sesuai dengan
tuntutan tugas dan kesanggupannya.
Disiplin
di tempat bekerja tidak hanya semata-mata patuh dan taat terhadap sesuatu yang
kasat mata, seperti penggunaan seragam kerja, datang dan pulang sesuai jam
kerja, tetapi juga patuh dan taat terhadap sesuatu yang tidak kasat mata tetapi
melibatkan komitmen, baik dengan diri sendiri ataupun komitmen dengan sekolah
atau suatu instansi. Jika dikaitkan dengan tujuan sekolah, maka disiplin kerja
pada dasarnya merupakan upaya untuk menyesuaiakan diri dengan aturan sekolah
sehingga tercapai tujuan sekolah tersebut. Hal itu berarti, terpenuhinya
standar ukuran prestasi.
Adapun
cara-cara yang dapat diterapkan melalui konseling (diskusi informal), teguran
lisan, teguran tertulis, skorsing dan pemberhentian kerja.
B. Kemampuan Kepala
Sekolah
Kemampuan
kepala sekolah diyakini sebagai suatu proses, tidak begitu saja melekat pada
diri setiap kepala sekolah pada saat menjalankan tugasnya sebagai kepala
sekolah. Dengan dasar pemikiran seperti itu kemampuan pemimpin kepala sekolah
sebenarnya dapat ditanamkan, dilatih, dibina agar memiliki kemampuan memimpin.
C. Pembinaan Rutin
Pembinaan
rutin guru sangatlah penting
dalam meningkatkan kedisiplinan guru. Pembinaan guru selama ini adalah dari
kepala sekolah dan pengawas. Karena sibuknya kepala sekolah menerima tamu,
masalah administrasi dan
keuangan serta kinerja guru dan kedisiplinan guru tidak terpantau. Pengawaspun
jarang memantau ke sekolah dengan berbagai alasan. Pengawas tampaknya balum
menyadari bahwa pembinaannya sangat berarti dalam meningkatkan kinerja dan
kedisiplinan guru. Membina guru
hanya lewat kehadiran di waktu rapat untuk berceramah tidak akan
banyak meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan
kedisiplinan dan kinerja guru. Oleh karena itu harus ada perhatian lebih dari
kepala sekolah maupun pengawas untuk meningkatkan kinerja maupun kedisiplinan
guru sehingga akan terjalin kerjasama yang
baik dan mutu pendidikan dapat ditingkatkan sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan.
Disisi
lain seorang kepala sekolah harus siap memberikan solusi terhadap
persoalan-persoalan yang muncul dari guru. Dengan memahami keadaan guru secara
mendalam, diharapkan kepala sekolah mampu memberikan problem solving yang tepat
bagi guru. Pendekatan ini memberikan warna tersendiri bagi guru sehingga guru
tidak merasa tertekan, namun ia merasa memiliki seorang mitra yang bisa diajak
sebagai teman “curhat”. Pembinaan ini diharapkan memberikan keleluasaan bagi
guru untuk mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapinya. Kepala sekolah
memandang seorang guru sebagai seorang mitra bukan sebagai orang bawahan yang
senantiasa dicari-cari kesalahannya.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Obyek Tindakan
Obyek
tindakan dalam penelitian ini adalah pembinaan rutin yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah baik secara kelompok maupun individu untuk meningkatkan kedisiplinan
guru di SD Negeri 02 Botosari.
B. Setting Lokasi dan
Subyek Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan
di SD Negeri 02 Botosari dengan subjek penelitian adalah
semua guru yang ada di sekolah dasar ini, baik guru kelas maupun guru
mata pelajaran, baik yang sudah pegawai
negeri sipil maupun yang masih wiyata
bakti. Jumlah seluruh dewan guru adalah 11
orang yang terdiri dari, 7
orang guru laki-laki dan 4
orang guru perempuan,
Adapun
karakteristik guru di SD Negeri 02 Botosari adalah sebagai berikut:
a.
65% guru datang terlambat dengan
alas an rumah yang jauh dan medan ke sekolah yang susah dilalui,
b.
25% guru datang terlambat dengan
alas an hanya mengajar satu mata pelajaran saja,
c.
10% guru datang terlambat dengan
alasan merasa terlalu dibebani dengan tugas lain.
C. Waktu Penelitian
Jadwal laporan sebagai berikut :
No.
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||
Ags
2010
|
Sep. 2010
|
Okt 2010
|
Nop. 2010
|
||
1
|
Kegiatan
:
a. Pengamatan awal
b. Merumuskan judul
c. Penyusunan
Instrumen
|
|
|
|
|
2.
|
Pengumpulan data / melaksanakan tindakan
a.
Pengumpulan Data
b. Siklus
1
c. Siklus
2
d. Pengelolaan
data
|
|
|
|
|
3.
|
Pembahasan dan Penulisan Laporan Hasil Penelitian
|
|
|
|
|
4.
|
Penyusunan Laporan Penelitian
|
|
|
|
|
D. Metode Pengumpulan Data
Agar pelaksanaan pembinaan rutin yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik, Kepala sekolah
mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas semua guru, disamping itu
juga guru diminta mengisi daftar kehadiran yang diisi setiap hari untuk
mengetahui jam keberangkatan dan kepulangan dari semua guru di SD Negeri 02
Botosari. Kemudian mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut.
E. Prosedur Penelitian
Tindakan
P1 P2
R1 A1 R2 A2
O1 O2
Gambar 1
Prosedur Peenelitian Tindakan
Keterangan:
|
P1 : Planning pada
siklus 1
A1 : Acting pada
siklus 1
O1 : Observing
pada siklus 1
R1 : Reflecting
pada siklus 1
|
P2 : Planning pada
siklus 2
A2 : Acting pada
siklus 2
O2 : Observing
pada siklus 2
R2 : Reflecting
pada siklus 2
|
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A.
Setting
Lokasi
Penelitian
tindakan sekolah ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Botosari dengan subjek guru
kelas, yang terdiri dari 8 guru putra dan 3 orang guru putri. Dengan daftar sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar
Nama Guru
No
|
Nama/NIP
|
Pangkat/
Gol Ruang
|
Pendidikan
|
Mengajar
kelas/ Mapel
|
1
|
Ngadirin, A. Ma. Pd.
19630709 198702 1 003
|
Pembina
IV a
|
D II
|
Guru kelas VI
|
2
|
Nur Kholiza, S. Pd. I.
19840907 201001 2 024
|
Penata Muda
III a
|
S 1
|
Guru PAI
|
3
|
Eliyanto, A. Ma.
19780809 200801 1 001
|
Pengatur Muda Tk. I
II b
|
D II
|
Guru Penjas
|
4
|
Sri Harningsih, A. Ma. Pd.
19830426 200701 2 002
|
Pengatur Muda
II a
|
D II
|
Guru Kelas
I
|
5
|
Tandio Pranoto, A. Ma.
|
-
|
D II
|
Guru Kelas IV
|
6
|
Wiharno, A. Ma.
|
-
|
D II
|
Guru Kelas
II
|
7
|
Yunian setiyanto
|
-
|
SLTA
|
Guru Kelas III
|
8
|
Edi Purwanto, A. Ma.
|
-
|
D II
|
Guru Kelas
V
|
9
|
Sigit Setia Budi
|
-
|
SLTA
|
Guru Bahasa Inggris
|
10
|
Suparti
|
-
|
SLTA
|
Guru SBK
|
11
|
Ita Purwati
|
-
|
SLTA
|
Guru Bahasa Jawa
|
Penelitian
tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri
dari tahapan-tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada
setiap siklus akan diadakan evaluasi untuk mengetahui perkembangan tingkat
kedisiplinan guru, kemudian data yang ada di analisis untuk melihat seberapa
jauh perkembangan yang telah dicapai guru dalam meningkatkan kedisiplinan
dengan adanya pembinaan rutin yang dilakukan kepala sekolah secara kelompok
maupun individu.
B.
Uraian
Penelitian Secara Umum-Keseluruhan
Dalam
melakukan penelitian tindakan sekolah ini
peneliti bekerjasama dengan teman sejawat pada saat siklus berlangsung dengan
mengadakan pengamatan secara bersama-sama terhadap perkembangan kedisiplinan
guru, maupun pada saat analisis data hasil pengamatan.
Penelitian
tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1.
Perencanaan
2.
Pelaksanaan
3.
Pengamatan
4.
Refleksi
C.
Penjelasan
Persiklus
1.
Prasiklus
Kondisi
awal sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan sekolah ini, tingat
kedisiplinan guru masih kurang. Hal ini sebabkan oleh beberapa alasan, yaitu
rumah yang jauh dan medan ke sekolah yang sulit dilalui, guru hanya mengajar
satu mata pelajaran saja, dan guru merasa terbebani dengan tugas lain.
Dari
hasil analisis data, maka dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 2
Kategori
Kedisiplinan Guru Prasiklus
No
|
Kategori
|
Rentang
Nilai
|
Frekuensi
|
Skor
|
Prosentase
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat Baik
|
85-100
|
-
|
-
|
00,00%
|
Berkategori Kurang
|
2
|
Baik
|
75-84
|
2
|
150
|
18,18%
|
|
3
|
Cukup
|
60-74
|
2
|
130
|
18,18%
|
|
4
|
Kurang
|
00-59
|
7
|
350
|
63,63%
|
|
|
Jumlah
|
|
11
|
630
|
|
|
2.
Siklus
I
Berdasarkan
hasil pengamatan dan analisis data, diperoleh data bahwa tingkat kedisiplinan
guru mengalami peningkatan yang menggembirakan walaupun belum seluruh guru. Hal
tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3
Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus I
No
|
Kategori
|
Rentang
Nilai
|
Frekuensi
|
Skor
|
Prosentase
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat Baik
|
85-100
|
2
|
180
|
18,18%
|
Berkategori Cukup
|
2
|
Baik
|
75-84
|
4
|
320
|
36,36%
|
|
3
|
Cukup
|
60-74
|
1
|
65
|
09,09%
|
|
4
|
Kurang
|
00-59
|
4
|
200
|
36,36%
|
|
|
Jumlah
|
|
11
|
765
|
|
|
Dari
tabel di atas dapat dilihat
dalam diagram batang sebagai berikut:
Diagram
1
Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus I
3.
Siklus
II
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada siklus II
ini, diperoleh data, dan setelah dianalisi
mendapat hasil seperti dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 4
Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus II
No
|
Kategori
|
Rentang
Nilai
|
Frekuensi
|
Skor
|
Prosentase
|
Rata-rata
|
1
|
Sangat Baik
|
85-100
|
6
|
570
|
54,54%
|
Berkategori Baik Sekali
|
2
|
Baik
|
75-84
|
3
|
240
|
27,275
|
|
3
|
Cukup
|
60-74
|
2
|
140
|
18,18%
|
|
4
|
Kurang
|
00-59
|
-
|
-
|
00,00%
|
|
|
Jumlah
|
|
11
|
950
|
|
|
Dari
tabel di atas dapat dilihat
dalam diagram batang berikut ini:
Diagram
2
Kategori
Kedisiplinan Guru Siklus II
D.
Proses
Menganalisis Data
Data
yang telah terkumpul kemudian
dianalisis dengan proses sebagai berikut:
Tabel 5
Kategori
Kedisiplinan Guru dari Prasiklus sampai Siklus II
No
|
Kategori
|
Rentang
Nilai (X)
|
Frekuensi
|
F.X
|
F1.X
|
F2.X
|
||
Prasiklus
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||||||
1
|
Sangat Baik
|
85-100
|
-
|
2
|
6
|
-
|
180
|
570
|
2
|
Baik
|
75-84
|
2
|
4
|
3
|
150
|
320
|
240
|
3
|
Cukup
|
60-74
|
2
|
1
|
2
|
130
|
65
|
140
|
4
|
Kurang
|
00-59
|
7
|
4
|
-
|
350
|
200
|
-
|
|
Jumlah
|
|
∑F=11
|
∑F1=
11
|
∑F2=
11
|
∑F=
630
|
∑F1=
765
|
∑F2=
950
|
Keterangan:
Mean (X) =
Mean prasiklus X
= = 57,27
Mean siklus I,
X1 = = 69,55
Mean siklus II,
X2 = = 86,36
Hasil rata-rata
dari analisis data di atas dapat dilihat dalam diagram batang berikut ini:
Diagram
3
Kategori
Kedisiplinan Guru dari Prasiklus sampai Siklus II
E.
Pembahasan
Berdasarkan
analisis data di atas
terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata tingkat kedisiplinan guru dari
prasiklus sampai dengan siklus II, seperti diuraikan berikut ini:
1.
pada prasiklus tingkat
kedisiplinan guru mencapai rata-rata 57,27, berkategori kurang, dengan rincian
berikut ini:
a)
ada dua guru memiliki
tingkat kedisiplinan dengan kategori baik;
b)
sementara dua guru
lainnya memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori cukup;
c)
dan tujuh guru lainnnya
memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori kurang
2.
setelah diadakan
penelitian tindakan sekolah, pada siklus I ini mengalami kenaikan yang
menggembirakan yaitu rata-rata pada prasiklus hanya 57,27 dengan kategori kurang,
pada siklus I menjadi 69,55 dengan kategori baik, dapat dilihat dalam rincian
seperti di bawah ini:
a)
ada dua guru yang dari
awal memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori sangat baik;
b)
empat guru lainnya
memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori baik;
c)
sementara satu guru
lainnnya memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori cukup;
d)
dan empat orang guru memiliki
tingkat kedisiplinan dengan kategori kurang;
3.
sedangkan pada
pelaksanaan siklus II, diperoleh rata-rata kedisiplinan guru yaitu 86,36 dengan
kategori baik sekali. Dengan rincian sebagai berikut:
a)
ada enam guru yang dari
awal memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori sangat baik;
b)
tiga guru lainnya
memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori baik;
c)
sementara dua guru
lainnnya memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori cukup;
dengan
melihat analisis data
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembinaan rutin yang telah dilakukan
dapat meningkatkan kedisiplinan guru dan memotivasi guru untuk lebih aktif
dalam meningkatkan kedisiplinannya sesuai dengan harapan peneliti.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa :
1.
tingkat
kedisiplinan guru pada prasiklus mencapai rata-rata 57,27 dengan kategori
kurang, pada siklus I mengalami kenaikan menjadi 69,55 dengan kategori baik, dan pada siklus II menjadi
86,36 dengan kategori baik sekali,
2.
dengan dilakukannya
pembinaan rutin dapat meningkatkan kedisiplinan guru di SD Negeri 02 Botosari.
B.
Saran
1.
Kepala sekolah yang
baik harus cepat tanggap terhadap
permasalahan yang terjadi.
2.
Bersikap terbuka
terhadap bawahan.
3.
Memahami tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesional Guru Sekolah Dasar.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
BSNP.2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta:badan
Standar Nasional pendidikan.
KBBI.1996. Edisi Kedua. Jakarta:Balai Pustaka.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI Nomor 19 Tahun 2007. Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
BSNP.
Syaifulhijrah.
Pengertian
Perilaku, Disiplin, Unsur-unsur Disiplin, Fungsi Disiplin, Jenis-jenis
Disiplin. (Online). (Syaifulhijrah.blogspot.com, diakses 1 Maret 2010).
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada perilaku dan Prestasi
Siswa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Undang-Undang No. 20 Tahun
2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar