Senin 8
agustus 2011, dengan optimisme yang tinggi aku pergi meninggalkan belahan jiwa
demi karier dan masa depanku, atau mungkin demi mengejar ambisiku “menjadi
sesuatu di atas sesuatu”. Perjalanan panjang yang melelahkan belum lagi dalam
keadaan puasa ramadhan, panas matahari yang menyengat, asap kendaraan dan ramainya
lalu lintas tak menyurutkan semangatku. Tetep optimis bahwa aku dapat jalani
semuanya dengan baik.
Jam 14.00, Hotel Pramesti sukoharjo … akhirnya setelah
menempuh perjalanan yang panjang, sampai juga ditempat tujuan. Bingung …
sendiri … tak berteman. Isi formulir, cek in. waduh … aku tak mengenal sama
skali siapa temen sekamarku, semua begitu asing bagiku, bener-bener sendiri.
Kulangkahkan kakiku mengikuti petugas hotel, menyusuri
lorong, naik tangga, akhirnya sampai sudah lantai dua kamar nomor 215. Posisi
kamar dipojok sendiri, sepi tak terdengar suara sedikitpun, berharap ku
berteman dengan seseorang yang asik tidak menyebalkan. Dengan hati yang
berdebar ku pencet bel, kemudian keluarlah seraut wajah yang asing bagiku. Ditangannya
tergenggam sebuah hp ternyata saat itu dia sedang ngobrol entah dengan temannya, suaminya atau dengan
siapa aku tak terlalu peduli. Ku ucap salam dan dengan pelan kumasuki kamar, meneliti
ruangan, kemudian ku buka tas menata baju dan semua peralatan yang aku bawa,
sebenernya cukup melelahkan tuk lakukan semua itu tapi aku paksakan karena aku
tidak mau menundanya, sekarang atau nanti toh pada akhirnya akan kutemui jua.
Penat tubuh tak kurasakan lagi, mau atau tidak mau harus
bersiap untuk mengikuti pembukaan yang bentar lagi akan dilakukan. Kalau mau
jujur sekarang ini aku pengen banget tertidur mpe lelap palagi melihat kasur
dan bantal yang tertata rapi membuatku ingin segera menjamahnya. Siap … dengan
langkah yang sedikit gontai kuturuni tangga satu persatu menuju tempat pembukaan. Acara demi acara terlampaui, akhirnya pembukaan selesai, disusul
dengan pre tes, ammmmmmmmmmmpuuuuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnnnnnnnnn … 45 soal
terbentang dihadapanku pi
tak satupun yang kupahami, rasa kuatir menyusup dikalbu, ganggu konsentrasiku, dah terbayang
dibenakku akan mendapatkan nilai
yang terendah dan akan mempermalukan diriku sendiri. Ku menarik nafas, coba tenangkan diri, gak mungkin aku
biarkan soal yang terbentang dihadapanku, ku membaca dengan teliti kemudian memilih
salah satu jawaban yang aku yakini kebenarannya. Tak ada dalam kamusku untuk
mencotek dalam keadaan apapun, aku lebih senang mendapatkan nilai terjelek tapi
dari hasil pengetahuanku sendiri, apapun yang aku dapatkan nanti itu memang
kemampuanku.
Kekhawatiran yang berlebihan hanya akan membuat diri kita
was-was dan serba gak tenang dalam keadaan apapun, ini kan pengalaman pertamaku
mengikuti pelatihan di luar kota jadi ya maklum ae lo aku agak grogi dan
sedikit kikuk, tapi aku harus bisa membiasakan diri dan mengikuti pelatihan ini
dengan rileks dan coba nikmati serta menyantap semua materi yang akan
diajarkan, karena setelah pelatihan ini usai aku juga harus mampu menularkannya
kepada teman-teman di gugusku nanti. Puasa bukanlah suatu halangan dan
dijadikan alasan untuk ogah-ogahan mengikuti pelatihan ini, tetep
SEMAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNGGGGATTTTTTTTTTT ......
Tidak terasa hari demi hari, satu persatu kegiatan demi
kegiatan terlampaui, semua materi aku lalap habis, Jumat 12 Agustus 2011, time
to go home .... Seneng banget, kerinduanku pada rumah dan anak-anak tak
terbendung lagi. Andai saja aku bisa terbang .... Aku
pulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnng .... kembali ke dekapan orang-orang
tersayang!!